SIKAP BAHASA GURU SEKOLAH DASAR
NEGERI OO6 PULAU LADI DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Disusun oleh:
Nama :
Muhamad Rais
NIM :
100388201365
Kelas : C8
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNG PINANG
2012
KATA PENGANTAR
Puji serta
syukur penulis ucapkan atas nikmat yang telah Allah SWT berikan. Karena dengan
nikmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Makalah ini
berjudul SIKAP BAHASA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI 006 PULAU LADI DALAM PROSES
PEMBELAJARAN. Tujuan makalah ini untuk memberu gambaran kepada pembaca
bagaimana sikap bahasa seorang guru dalam proses pembelajaran, serta hal-hal
yangmempengaruhi sikap bahasa tersebut.
Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dan apabila terdapat kesilapat dalam
penulisan, penulis minta maaf.
Atas
perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.
Tanjungpinang,
15 juni 2012
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian
ini, yaitu: Bagaimanakah sikap bahasa guru Sekolah Dasar Negeri 006 Pulau Ladi terhadap
bahasa Indonesia ragam baku dalam kegiatan belajar mengajar di kelas? Adakah
perbedaan sikap bahasa guru Sekolah Dasar Negeri 006 Pulau Ladi terhadap bahasa
Indonesia ragam baku dalam kegiatan belajar mengajar di kelas berdasarkan jenis
kelamin dan tingkat pendidikannya?
Tujuan
penelitian ini ialah memperoleh gambaran tentang bagaimana sesungguhnya sikap
bahasa dari masyarakat tutur kita sekarang ini terhadap bahasa Indonesia.
Sesuai dengan subjek yang dikaji, maka penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh gambaran sikap bahasa dari masyarakat tutur guru Sekolah Dasar
Negeri 006 Pulau Ladi Lebih khusus lagi, yaitu untuk memperoleh gambaran mengenai
seberapa jauh sikap positif terhadap bahasa Indonesia, khususnya terhadap
bahasa Indonesia ragam baku saat kegiatan belajar mengajar berdasarkan kelas
yang diajarnya dan latar belakang pendidikan guru tersebut. Lebih jauh lagi,
penelitian ini bertujuan memerikan pengaruh variabel jenis kelamin.usia, dan
pendidikan terhadap sikap bahasa guru sekolah dasar tersebut.
Data dalam penelitian ini berupa pernyataan
sikap responden terhadap bahasa Indonesia. Data tersebut diperoleh dengan
menerapkan dua teknik, yaitu: rekaman proses pengajaran, sebagai data pokok dan
wawancara, sebagai data penunjang.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
latar belakang yang disampaikan pada paparan di atas, ada beberapa permasaahan
yang diangkat, yakni:
1.2.1. Bagaimanakah sikap bahasa guru
Sekolah Dasar Negeri 006 Pulau Ladi terhadap bahasa Indonesia ragam baku dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas?
1.2.2. Adakah perbedaan sikap bahasa guru
Sekolah Dasar Negeri 006 Pulau Ladi terhadap bahasa Indonesia ragam baku dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas berdasarkan jenis kelamin dan tingkat
pendidikannya?
1.3. TUJUAN PENULISAN
Sesuai
dengan latar belakang dan rumusan masalah yang disampaikan di atas, ada
beberapa tujuan yang ingin dicapai.
1.3.1. gambaran tentang bagaimana
sesungguhnya sikap bahasa dari masyarakat tutur kita sekarang ini terhadap
bahasa Indonesia ragam baku.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.1.SIKAP BAHASA
Sikap
adalah perasaan seseorang tentang obyek, aktivitas, peristiwa dan orang lain.
Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya
(positif, negatif, atau netral) seseorang pada sesuatu. Seseorang pun dapat
menjadi ambivalen terhadap suatu target, yang berarti ia terus mengalami bias
positif dan negatif terhadap sikap tertentu.
Sikap
muncul dari berbagai bentuk penilaian. Sikap dikembangkan dalam tiga model,
yaitu afeksi, kecenderungan perilaku, dan kognisi. Respon afektif adalah respon
fisiologis yang mengekspresikan kesukaan individu pada sesuatu. Kecenderungan
perilaku adalah indikasi verbal dari maksud seorang individu. Respon kognitif
adalah pengevaluasian secara kognitif terhadap suatu objek sikap. Kebanyakan
sikap individu adalah hasil belajar sosial dari lingkungannya.
Bisa
terdapat kaitan antara sikap dan perilaku seseorang walaupun tergantung pada
faktor lain, yang kadang bersifat irasional. Sebagai contoh, seseorang yang
menganggap penting transfusi darah belum tentu mendonorkan darahnya. Hal ini
masuk akal bila orang tersebut takut melihat darah, yang akan menjelaskan
irasionalitas tadi.
Sikap
dapat mengalami perubahan sebagai akibat dari pengalaman. Tesser (1993)
berargumen bahwa faktor bawaan dapat mempengaruhi sikap tapi secara tidak
langsung. Sebagai contoh, bila seseorang terlahir dengan kecenderungan menjadi
ekstrovert, maka sikapnya terhadap suatu jenis musik akan terpengaruhi. Sikap
seseorang juga dapat berubah akibat bujukan. Hal ini bisa terlihat saat iklan
atau kampanye mempengaruhi seseorang.
Salah seorang ahli yang membahas
tentang sikap adalah Carl Jung. Ia mendefinisikan tentang sikap sebagai
"kesiapan dari psike untuk bertindak atau bereaksi dengan cara
tertentu". Sikap sering muncul dalam bentuk pasangan, satu disadari sedang
yang lainnya tidak disadari.
("http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia_bahasa_Indonesia).
Sikap
juga dapat memudahkan seseorang mempelajari bahasa kedua. Hasil penelitian
Lambert at all (1968, dalam Fasold 1984:148) menunjukkan bahwa sikap dapat
mempengaruhi pemelajaran bahasa kedua. Sikap yang positif terhadap bahasa kedua
memungkinkan seseorang untuk lebih cepat memahami bahasa kedua tersebut.
Sebaliknya, sikap negatif terhadap bahasa kedua akan menghalangi pemahaman
bahasa kedua tersebut.
Ada
dua pandangan utama mengenai sikap yaitu pandangan mentalist dan behaviorist.
Menurut pandangan mentalistik, sikap adalah keadaan internal yang dibangkitkan
oleh suatu
stimulasi yang dapat menjadi
perantara respon selanjutnya (Williams, 1974: 21). Sedangkan menurut pandangan
behaviorist, sikap adalah respon yang dibuat oleh orang terhadap berbagai
situasi social (Fasold, 1984: 147).
Perbedaan
lain antara kedua pandangan ini adalah mengenai komponen dari sikap. Menurut
Agheyisi dan Fishman (1970: 139) mentalist menganggap sikap terbagi atas tiga
komponen, yaitu: kognitif (pengetahuan), afektif (perasaan) dan konatif
(tindakan), sedangkan behaviorist memandang sikap sebagai unit tunggal.
Sikap
bahasa ditandai oleh ciri yang meliputi pemilihan bahasa dalam masyarakat
multilingual. Dalam masyarakat multilingual, sikap bahasa seseorang ditentukan
oleh beberapa faktor. Di antaranya ada yang berkaitan dengan topic pembicaraan,
kelas sosial masyarakat pemakai, kelompok umur, jenis kelamin, dan situasi
pemakaian.
1.2.Sikap Bahasa Guru Sekolah Dasar 006 Pulau Ladi
Sikap bahasa seorang guru terutama bahasa indonesia
ragam baku sangatlah berperan dalam proses pembelajaran. Karena dengan sikap
bahasa yang positif akan berpengaruh baik pada penyerapan anak terhadap ilmu
yang disampaikan.
Maka dari itu penulis mencoba melihat bagaiman sikap
bahasa guru pada saat ini. Sebagai bahan percobaan, penulis meneliti pada guru
Sekolah Dasar Negeri 006 Pulau Ladi dengan cara merekam proses pembelajaran
serta dengan cara mewawancari langsung pada guru yang bersangkutan.
Berdasarkan
hasil analisis dapat disimpulkan beberapa hal, yakni: (1) Guru sekolah dasar
menunjukkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia, khususnya bahasa Indonesia
ragam baku dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, (2) Sikap bahasa guru
sekolah dasar terhadap bahasa Indonesia, khususnya bahasa Indonesia ragam baku
dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dipengaruhi oleh variabel jenis
kelamin dan tingkat pendidikan. Terdapat perbedaan sikap bahasa guru sekolah
dasar terhadap bahasa Indonesia berdasarkan variabel-variabel tersebut. Guru
laki-laki menunjukkan sikap lebih positif daripada guru perempuan. Dipandang
dari tingkat pendidikan, semakin tinggi pendidikan mereka, semakin positif
sikap bahasanya. Guru dengan tingkat pendidikan strata satu menunjukkan sikap
lebih positif daripada guru dengan tingkat pendidikan diploma dua.
BAB
III
PENUTUP
1.1.SIMPULAN
Berdasarkan
beberapa penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa simpulan yang bisa
dicapai. Antara lain:
1.1.1.
Ada
beberapa individu yang menunjukkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia,
khususnya bahasa Indonesia ragam baku dalam kegiatan belajar mengajar di kelas,
selain itu, ada juga yang memiliki sikap yang berbeda terhadap bahasa
Indonesia, khususnya bahasa Indonesia ragam baku dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas dipengaruhi oleh variabel jenis kelamin dan tingkat
pendidikan.
1.1.2.
Terdapat perbedaan sikap bahasa individu
terhadap bahasa Indonesia berdasarkan variabel-variabel tersebut.
1.1.3.
Dipandang dari tingkat pendidikan, semakin
tinggi pendidikan mereka, semakin positif sikap bahasanya. Individu dengan
tingkat pendidikan strata satu menunjukkan sikap lebih positif daripada
individu dengan tingkat pendidikan diploma dua.
1.2.SARAN
Sangat
penting sebagai masyarakat intelek kita lebih bisa mengkritisi berbagai teori
yang berkembang. Sebagai salah satu kajian dari Sosiolinguistik, sikap bahasa
sepertinya kurang mendapat perhatian dari para linguis. Perlu adanya berbagai
referensi yang menunjang. Kajian tentang sikap bahasa juga masih jarang
dilakukan oleh mahasiswa.
Kedepannya,
sangat perlu dikembangkan kajian mengenai sikap bahasa, sehingga lebih memiliki
peranan dalam dunia pendidikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Chaer, Abdul, leonie Agustina. 2010. Sosiaolinguistik. Jakarta: PT Rineka
Cipta
Sumarsono.
2007. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Rahardi, Kunjama. 2001. Sosiolinguistik,
Kode, dan Alih Kode. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Wijana, Dewa, dkk. 2006. SOSIOLINGUISTIK
Kajian Teori dan Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar