Sabtu, 16 Juni 2012

Muhamad Rais C8


SIKAP BAHASA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI OO6 PULAU LADI DALAM PROSES PEMBELAJARAN

               

Disusun oleh:

Nama      : Muhamad Rais
NIM        : 100388201365
Kelas      : C8


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNG PINANG
2012



KATA PENGANTAR


Puji serta syukur penulis ucapkan atas nikmat yang telah Allah SWT berikan. Karena dengan nikmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Makalah ini berjudul SIKAP BAHASA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI 006 PULAU LADI DALAM PROSES PEMBELAJARAN. Tujuan makalah ini untuk memberu gambaran kepada pembaca bagaimana sikap bahasa seorang guru dalam proses pembelajaran, serta hal-hal yangmempengaruhi sikap bahasa tersebut.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dan apabila terdapat kesilapat dalam penulisan, penulis minta maaf.
Atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.
Tanjungpinang, 15 juni 2012


                                                                                                                  Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG
 Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu: Bagaimanakah sikap bahasa guru Sekolah Dasar Negeri 006 Pulau Ladi terhadap bahasa Indonesia ragam baku dalam kegiatan belajar mengajar di kelas? Adakah perbedaan sikap bahasa guru Sekolah Dasar Negeri 006 Pulau Ladi terhadap bahasa Indonesia ragam baku dalam kegiatan belajar mengajar di kelas berdasarkan jenis kelamin dan tingkat pendidikannya?
Tujuan penelitian ini ialah memperoleh gambaran tentang bagaimana sesungguhnya sikap bahasa dari masyarakat tutur kita sekarang ini terhadap bahasa Indonesia. Sesuai dengan subjek yang dikaji, maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran sikap bahasa dari masyarakat tutur guru Sekolah Dasar Negeri 006 Pulau Ladi Lebih khusus lagi, yaitu untuk memperoleh gambaran mengenai seberapa jauh sikap positif terhadap bahasa Indonesia, khususnya terhadap bahasa Indonesia ragam baku saat kegiatan belajar mengajar berdasarkan kelas yang diajarnya dan latar belakang pendidikan guru tersebut. Lebih jauh lagi, penelitian ini bertujuan memerikan pengaruh variabel jenis kelamin.usia, dan pendidikan terhadap sikap bahasa guru sekolah dasar tersebut.
 Data dalam penelitian ini berupa pernyataan sikap responden terhadap bahasa Indonesia. Data tersebut diperoleh dengan menerapkan dua teknik, yaitu: rekaman proses pengajaran, sebagai data pokok dan wawancara, sebagai data penunjang.

1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang disampaikan pada paparan di atas, ada beberapa permasaahan yang diangkat, yakni:
1.2.1.      Bagaimanakah sikap bahasa guru Sekolah Dasar Negeri 006 Pulau Ladi terhadap bahasa Indonesia ragam baku dalam kegiatan belajar mengajar di kelas?
1.2.2.      Adakah perbedaan sikap bahasa guru Sekolah Dasar Negeri 006 Pulau Ladi terhadap bahasa Indonesia ragam baku dalam kegiatan belajar mengajar di kelas berdasarkan jenis kelamin dan tingkat pendidikannya?

1.3. TUJUAN PENULISAN


Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang disampaikan di atas, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai.

1.3.1.      gambaran tentang bagaimana sesungguhnya sikap bahasa dari masyarakat tutur kita sekarang ini terhadap bahasa Indonesia ragam baku.

BAB II
PEMBAHASAN

1.1.SIKAP BAHASA
Sikap adalah perasaan seseorang tentang obyek, aktivitas, peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negatif, atau netral) seseorang pada sesuatu. Seseorang pun dapat menjadi ambivalen terhadap suatu target, yang berarti ia terus mengalami bias positif dan negatif terhadap sikap tertentu.
Sikap muncul dari berbagai bentuk penilaian. Sikap dikembangkan dalam tiga model, yaitu afeksi, kecenderungan perilaku, dan kognisi. Respon afektif adalah respon fisiologis yang mengekspresikan kesukaan individu pada sesuatu. Kecenderungan perilaku adalah indikasi verbal dari maksud seorang individu. Respon kognitif adalah pengevaluasian secara kognitif terhadap suatu objek sikap. Kebanyakan sikap individu adalah hasil belajar sosial dari lingkungannya.
Bisa terdapat kaitan antara sikap dan perilaku seseorang walaupun tergantung pada faktor lain, yang kadang bersifat irasional. Sebagai contoh, seseorang yang menganggap penting transfusi darah belum tentu mendonorkan darahnya. Hal ini masuk akal bila orang tersebut takut melihat darah, yang akan menjelaskan irasionalitas tadi.
Sikap dapat mengalami perubahan sebagai akibat dari pengalaman. Tesser (1993) berargumen bahwa faktor bawaan dapat mempengaruhi sikap tapi secara tidak langsung. Sebagai contoh, bila seseorang terlahir dengan kecenderungan menjadi ekstrovert, maka sikapnya terhadap suatu jenis musik akan terpengaruhi. Sikap seseorang juga dapat berubah akibat bujukan. Hal ini bisa terlihat saat iklan atau kampanye mempengaruhi seseorang.
Salah seorang ahli yang membahas tentang sikap adalah Carl Jung. Ia mendefinisikan tentang sikap sebagai "kesiapan dari psike untuk bertindak atau bereaksi dengan cara tertentu". Sikap sering muncul dalam bentuk pasangan, satu disadari sedang yang lainnya tidak disadari. ("http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia_bahasa_Indonesia).
Sikap juga dapat memudahkan seseorang mempelajari bahasa kedua. Hasil penelitian Lambert at all (1968, dalam Fasold 1984:148) menunjukkan bahwa sikap dapat mempengaruhi pemelajaran bahasa kedua. Sikap yang positif terhadap bahasa kedua memungkinkan seseorang untuk lebih cepat memahami bahasa kedua tersebut. Sebaliknya, sikap negatif terhadap bahasa kedua akan menghalangi pemahaman bahasa kedua tersebut.
Ada dua pandangan utama mengenai sikap yaitu pandangan mentalist dan behaviorist. Menurut pandangan mentalistik, sikap adalah keadaan internal yang dibangkitkan oleh suatu


stimulasi yang dapat menjadi perantara respon selanjutnya (Williams, 1974: 21). Sedangkan menurut pandangan behaviorist, sikap adalah respon yang dibuat oleh orang terhadap berbagai situasi social (Fasold, 1984: 147).
Perbedaan lain antara kedua pandangan ini adalah mengenai komponen dari sikap. Menurut Agheyisi dan Fishman (1970: 139) mentalist menganggap sikap terbagi atas tiga komponen, yaitu: kognitif (pengetahuan), afektif (perasaan) dan konatif (tindakan), sedangkan behaviorist memandang sikap sebagai unit tunggal.
Sikap bahasa ditandai oleh ciri yang meliputi pemilihan bahasa dalam masyarakat multilingual. Dalam masyarakat multilingual, sikap bahasa seseorang ditentukan oleh beberapa faktor. Di antaranya ada yang berkaitan dengan topic pembicaraan, kelas sosial masyarakat pemakai, kelompok umur, jenis kelamin, dan situasi pemakaian.

1.2.Sikap Bahasa Guru Sekolah Dasar 006 Pulau Ladi
Sikap bahasa seorang guru terutama bahasa indonesia ragam baku sangatlah berperan dalam proses pembelajaran. Karena dengan sikap bahasa yang positif akan berpengaruh baik pada penyerapan anak terhadap ilmu yang disampaikan.
Maka dari itu penulis mencoba melihat bagaiman sikap bahasa guru pada saat ini. Sebagai bahan percobaan, penulis meneliti pada guru Sekolah Dasar Negeri 006 Pulau Ladi dengan cara merekam proses pembelajaran serta dengan cara mewawancari langsung pada guru yang bersangkutan.
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan beberapa hal, yakni: (1) Guru sekolah dasar menunjukkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia, khususnya bahasa Indonesia ragam baku dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, (2) Sikap bahasa guru sekolah dasar terhadap bahasa Indonesia, khususnya bahasa Indonesia ragam baku dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dipengaruhi oleh variabel jenis kelamin dan tingkat pendidikan. Terdapat perbedaan sikap bahasa guru sekolah dasar terhadap bahasa Indonesia berdasarkan variabel-variabel tersebut. Guru laki-laki menunjukkan sikap lebih positif daripada guru perempuan. Dipandang dari tingkat pendidikan, semakin tinggi pendidikan mereka, semakin positif sikap bahasanya. Guru dengan tingkat pendidikan strata satu menunjukkan sikap lebih positif daripada guru dengan tingkat pendidikan diploma dua.
  

BAB III
PENUTUP

1.1.SIMPULAN
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa simpulan yang bisa dicapai. Antara lain:
1.1.1.      Ada beberapa individu yang menunjukkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia, khususnya bahasa Indonesia ragam baku dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, selain itu, ada juga yang memiliki sikap yang berbeda terhadap bahasa Indonesia, khususnya bahasa Indonesia ragam baku dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dipengaruhi oleh variabel jenis kelamin dan tingkat pendidikan.
1.1.2.       Terdapat perbedaan sikap bahasa individu terhadap bahasa Indonesia berdasarkan variabel-variabel tersebut.
1.1.3.       Dipandang dari tingkat pendidikan, semakin tinggi pendidikan mereka, semakin positif sikap bahasanya. Individu dengan tingkat pendidikan strata satu menunjukkan sikap lebih positif daripada individu dengan tingkat pendidikan diploma dua.

1.2.SARAN
Sangat penting sebagai masyarakat intelek kita lebih bisa mengkritisi berbagai teori yang berkembang. Sebagai salah satu kajian dari Sosiolinguistik, sikap bahasa sepertinya kurang mendapat perhatian dari para linguis. Perlu adanya berbagai referensi yang menunjang. Kajian tentang sikap bahasa juga masih jarang dilakukan oleh mahasiswa.
Kedepannya, sangat perlu dikembangkan kajian mengenai sikap bahasa, sehingga lebih memiliki peranan dalam dunia pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul, leonie Agustina. 2010. Sosiaolinguistik. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sumarsono. 2007. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Rahardi, Kunjama. 2001. Sosiolinguistik, Kode, dan Alih Kode. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Wijana, Dewa, dkk. 2006. SOSIOLINGUISTIK Kajian Teori dan Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar


Tidak ada komentar:

Posting Komentar