Jumat, 15 Juni 2012

Candra Prayoga C8


Nama : candra prayoga
Nim : 100388201043

Contoh Studi Kasus Sosiolinguistik Masyarakat
Tanjungpinang

Media, Teknologi, dan Pembelajaran
studi belajar dan pembelajaran. Psikologi sosial melihat dampak dari organisasi sosial akan pembelajaran di
dalam kelas. Apakah susunan kelompok belajar di dalam kelas-belajar mandiri, kelompok kecil, atau satu kelas
secara menyeluruh? Apakah susunan kekuasaan-seberapa jauh siswa dapat mengkontrol aktivitasnya sendiri?
Dan apakah struktur penghargaan-adalah kerja sama dibandingkan membantu peningkatan kompetisi? Robert
Slavin sudah mengambil posisi sebagai peneliti mengatakan bahwa cooperative ... kasus-kasus yang di tulis,
dasar-dasar komputer, sketsa dari videotape). Sebagai bagain dalam memecahkan masalah, siswa pergi ke
pusat perpustakaan media dan mengakses database komputer sejalan juga dengan internet. Pebelajar
mengambil banyak kesempatan untuk mereka pelajari sebagaimana mereka di tempatkan dalam ”sepatu”
seseorang berperan menghadapi masalah dalam dunia nyata. Menyangkut hasil analisis, penyusunan masalah,
pemecahan masalah, dan ketrampilan berpikir kritis. Dari pengetahuan ini ... masyarakat telah belajar
mengunakannya. Dibawah ini ada beberapa perspektif yang berkaitan dengan psychological perspectives on
learning: Behaviorist Perspective Pada pertengahan 1950an, fokus belajar berawal dari pembentukan stimulus
kepada pebelajar untuk merespons stimulus tersebut. Skinner mendemonstrasikan bahwa behavior dari suatu
organisme dapat dibentuk oleh penguatan, atau pemberian hadiah, dan keinginan yang direspons oleh
lingkungan. Hasilnya berupa munculnya pembelajaran yang ...
Dalam sejarah, media dan teknologi memiliki pengaruh terhadap pendidikan. Contohnya, komputer dan internet
telah mempengaruhi proses pembelajaran sampai saat ini. Aturan-aturan dari pendidik dan pebelajar telah
berubah karena dipengaruhi media dan teknologi yang digunakan di dalam kelas.Perubahan ini sangat esensial,
karena sebagai penuntun dalam proses pembelajaran, pendidik (guru) berhak menguji media dan teknologi
dalam konteks belajar dan itu berdampak pada hasil belajar siswa.LEARNINGBelajar adalah proses
pengembangan pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, atau pengembangan tingkah laku sebagai interaksi
individu, menyangkut fasilitas-fasilitas fisik, psikologis, metode pembelajaran, media, dan teknologi. Belajar
adalah proses yang dilakukan sepanjang waktu oleh individu manapun.Dengan demikian, belajar adalah proses
yang melibatkan proses seleksi, pengaturan, dan penyampaian pesan yang pantas kepada lingkungan dan
bagaimana cara pebelajar berinteraksi dengan informasi tersebut. Dengan demikian hal ini melihat beberapa
pandangan-pandangan psikologis dan pandangan-pandangan filusuf. Pembahasan kali ini juga akan
menggambarkan berbagai aturan dari media dalam belajar dan menampilkan metode-metode yang berbeda,
seperti presentasi-presentasi, demonstrasi-demonstrasi, dan diskusi-diskusi akan teknologi yang berhubungan
dengan belajar.1. Psychological Perspective on LearningBagaimana instruktur menampilkan peran dari media
dan teknologi di dalam kelas, ini tergantung akan seberapa jauh mereka memahami akan bagaimana
masyarakat telah belajar mengunakannya. Dibawah ini ada beberapa perspektif yang berkaitan dengan
psychological perspectives on learningBehaviorist PerspectivePada pertengahan 1950an

Program Peningkatan Kualifikasi Akademik Guru Dalam Jabatan (Ppkag-Dj)
Studi S1 PGSD adalah sebagai program penyelenggara calon guru SD/MI berkualifikasi S1 untuk menghasilkan
guru SD/MI yang professional. Misi Program Studi S1 PGSD adalah menyiapkan calon guru SD/MI yang
memenuhi standar nasional, sehingga tepat kualifikasi, tepat mutu, tepat jumlah, dan tepat persebarannya,
menyelenggarakan program peningkatan kualifikasi guru SD/MI menjadi berkualifikasi strata satu (S-1) secara
terintegrasi berasrama untuk menghasilkan lulusan yang tangguh dan siap melaksan ... masyarakat adat yang
terpencil, daerah perbatasan dengan negara lain, daerah yang mengalami bencana, bencana sosial atau daerah
yang berada dalam keadaan darurat lain. Melihat jumlah guru yang belum memenuhi kualifikasi yang ditentukan
dan kekurangan guru pada daerah khusus, maka pengadaan guru dan peningkatan kualifikasi guru mendesak
1/2
untuk segera dilakukan.Pasal 23 UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menjelaskan bahwa
pemerintah mengembangkan sistem pendidikan guru ikatan dinas berasra ...
Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 42 disebutkan bahwa
pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat
jasmani, rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 28 disebutkan bahwa
pendidik memiliki kualifikasi akademiki dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani,
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pasal 29 ayat 2 disebutkan bahwa
pendidik pada SDMI atau bentuk lain yang sederajat memiliki a) kualifikasi akademik pendidikan minimum
diploma empat (D-IV) atau Sarjana (S-1) b) latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan SDMUI,
kependidikan lain dan dan c) sertifikat profesi guru untuk SDMI.Berdasarkan UU No 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen dan PP no 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, bahwa persyaratan kualifikasi
minimal guru SDMI adalah D-IV atau S-1. Sementara kualifikasi guru SD yang berijasah D-II PGSD baru 40,
berijasah D-III 2,7, dan 8,3 beriijasah S-1 dan sisanya berijasah SPG, SGO atau yang sederajat (Sumber Ditjen
PMPTK, 2004). Data tersebut menunjukkan bahwa jumlah guru SDMI yang belum memenuhi kualifikasi
persyaratan yang telah ditetapkan sebesar 91,7.Jika dilihat dari distribusi atau penempatan guru SD ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar