Nama : Ariwijayatno
Nim : 100388201222
Mata kuliah : SINTAKSIS
Kelas : C8
ALIH KODE, CAMPUR KODE DAN INTERFERENSI
Sebelum kita
mengetahui mengenai hakekat alih kode dan campur kode, kita harus lebih paham
benar konsep kode tersebut. Kode disini bukanlah kode yang mengarah ke unsur
bahasa secara perspektif melainkan kode disini ialah varian yang terdapat dalam
bahasa tersebut. Varian disini yang dimasudkan ialah tingkat-tingkat, gaya
cerita dan gaya percakapan. Ada beberapa definisi hakekat mengenai alih kode
tersebut, Scotton menganggap bahwa alih kode merupakan penggunaan dua varian
atau varietas linguistik atau lebih dalam percakapan atau interaksi yang sama.
Sedangkan Nababan berasumsi konsep alih kode ini mencakup juga kejadian di mana
kita beralih dari satu ragam fungsiolek ke ragam lain atau dari satu dialek ke
dialek yang lain. Sebagaimana kita bisa mencontohkan perlaihan yang terjadi
dalam bahasa daerah ke bahasa Indonesia atau sebaliknya, atau mungkin dari
ragam resmi ke ragam yang tidak resmi atau sebaliknya. Dari contoh tersebut
dapat kita tarik garis lurus, bahwa alih kode merupakan peralihan kode bahasa
dalam satu peristiwa komunikasi verbal. Pola alih kode dapat kita bagi menjadi
dua yanitu berdasar linguistik maupun partisipan. Pola linguistik terdapat pola
alih kode intrabahasa, yang dalam pola itu terjadi pada varian dalam satu
bahasa. Sedangkan yang kedua ialah pola alih kode antarbahasa, dalam pola ini
pilihan kode beralih dari varian suatu bahasa ke bahasa lain. Jika dilihat dari
partisipan dapat dibagi menjadi dua kembali yakni dimensi intrapartisipan dan
dimensi antarpartisipan. Faktor yang mengakibatkan terjadinya alih bahasa
sosial, individu dan topik. Faktor sosial dapat kita pilah antara penggunaan
bahasa partisipan dan status sosial. Faktor individu seperti yang dikemukakan
oleh Wojowasito dilandasi oleh spontanitas, emosi dan kesiapan, yang dimaksud
kesiapan disini ialah kesiapan perbendaharaan kata dan kesiapan pola kalimat.
Menurut Fasold campur kode ialah
fenomena yang lebih lembut daripada fenomena alih kode. Dalam campur kode
terdapat serpihan-serpihan suatu bahasa yang digunakan oleh seorang penutur,
tetapi pada dasarnya dia menggunakan satu bahasa yang tertentu. Serpihan disini
dapat berbentuk kata, frasa atau unit bahasa yang lebih besar. Campur kode
memiliki ciri-ciri yakni tidak ditentukan oleh pilihan kode, tetapi berlangsung
tanpa hal yang menjadi tuntutan seseorang untuk mencampurkan unsur suatu varian
bahasa ke dalam bahasa lain, campur kode berlaku pada bahasa yang berbeda,
terjadi pada situasi yang informal, dalam situasi formal terjadi hanya kalau
tidak tersedia kata atau ungkapan dalam bahasa yang sedang digunakan. Perbedaan
antara alih kode dengan campur kode ialah pertam alih kode itu mengarah pada
terjemahan dan padanan istilah code switching, sedangkan campur kode merupakan
terjemahan dan padanan istilah kode mixing dalam bahasa Inggris. Kedua dalam
alih kode ada kondisi yang menuntut penutur beralih kode, dan hal itu menjadi
kesadaran penutur, sedangkan campur kode terjadi tanpa ada kondisi yang
menuntut pencampuran kode itu. Dan ketiga pada alih kode penutur menggunakan
dua varian baik dalam bahasa yang sama maupun dalam bahasa yang berbeda. Pada
campur kode yang terjadi bukan peralihan kode, tetapi bercampurnya unsur suatu
kode ke kode yang sedang digunakan oleh penutur.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, interferensi ialah Masuknya unsur suatu bahasa ke dalam bahasa lain
yg mengakibatkan pelanggaran kaidah bahasa yg dimasukinya baik pelanggaran
kaidah fonologis, gramatikal, leksikal maupun semantis. Ada dua faktor yang
menyebabkan terjadinya interferensi yang pertama ialah faktor kontak bahasa
disini bahasa-bahasa yang digunakan dalam masyarakat itu saling berhubungan
sehingga perlu digunakan alat pengungkap gagasan. Karena faktor tersebut maka
terdapat interferensi performansi. Atau interferensi sistemis. Yang kedua ialah
faktor kemampuan berbahasa yang akan mengakibatkan interferensi belajar muncul.
Jika kita melihat dari segi unsur bahasa yang dikuasai terdapat interferensi
progesif (interferensi terjadi dalam bentuk masuknya unsur bahasa yang sudah
dikuasai ke bahasa yang dikuasai sebelumnya) dan interferensi regresif
(masuknya unsur bahasayang dikuasai kemudian ke bahasa yang sudah dikuasai).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar