TUGAS
SOSIOLINGUISTIK
STUDI
KASUS TENTANG ALIH KODE
DISUSUN
O
L
E
H
:
NAMA
: MARIA OKTAVIANI
KELAS
: C.8
NIM
: 100388201227
DOSEN
: EKA RIHAN KURNI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2012/2013
KATA
PENGANTAR
Segala puji kami
panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan pencipta alam semesta yang menjadikan bumi
dan isinya dengan begitu sempurna. Tuhan yang menjadikan setiap apa yang ada
dibumi sebagai penjelajahan bagi kaum yang berfikir. Dan sungguh berkat
limpahan rahmat -Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini demi
memenuhi tugas mata kuliah SOSIOLINGUISTIK
Penyusunan makalah
ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis mengucapakan banyak terimakasih.
Kami menyadari bahwa
dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, sehingga dengan segala
kerendahan hati kami mengharapakan saran dan kritik yang bersifat membangun
demi lebih baiknya kinerja kami yang akan mendatang.
Semoga makalah ini
dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi yang bermanfaat bagi
semua pihak.
Tanjungpinang,
Juni 2012
Tim Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Pada
dasarnya, setiap individu mempunyai kemampuan untuk belajar. Proses semacam ini
dialaminya semenjak ia lahir sampai tumbuh dewasa. Adanya suatu kegiatan
belajar tidak lepas dari pada tujuan yang hendak dicapai yakni agar mampu
mengadakan perubahan-perubahan dalam setiap perkembangannya yang ada.
Adapun
tantangan yang dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar amat banyak sekali,
khususnya pada lembaga pendidikan. Karena diharuskan atau dituntut agar siswa
berhasil dalam studinya tersebut.
Kalau
dilihat lebih jauh tentang berbagai upaya yang dilakukan dalam mengatasi
masalah tersebut, seolah-olah masih terjadi ketidak puasan terhadap siswa
dikarnakan tidak sesuai dengan tujuan belajar itu sendiri. Hal ini merupakan
tanggung jawab kita bersama agar nantinya siswa dapat mengetahui serta memahami
tentang terbagi metode yang harus ia jalani sehingga nantinya akan membuahkan
hasil yang sangat memuaskan.
Dalam proses belajar mengajar sangatlah diperlukan suatu metode yang pas yang harus diterapkan dalam kegiatan belajar agar siswa dapat mencapai suatu keberhasilan
Dalam proses belajar mengajar sangatlah diperlukan suatu metode yang pas yang harus diterapkan dalam kegiatan belajar agar siswa dapat mencapai suatu keberhasilan
B. Tujuan dan Kegunaan Makalah
1.
Tujuan makalah
a. Agar
mahasiswa lebih terampil dalam pelajaran
sosilinguistik
b. Agar
mahasiswa lebih paham dan mengerti mengenai sosiolinguistik lebih spesifik tentang alih kode
c. Agar
mahasiwa lebih tahu,akan pentingnya mata kuliah
sosiolinguistik
2.
Kegunaan makalah
a.
Sebagai syarat untuk memenuhi
mata kuliah sosiolinguistik
b.
Dengan adanya pembuatan makalah
ini,dapat menambah wawasan mahasiswa dalam menimba ilmu pengetahuan mengenai mata kuliah ini dalam pendidikan.
BAB II
ISI
A. Pengertian
Kode
Istilah
kode dipakai untuk menyebut salah satu varian di dalam hierarki kebahasaan,
sehingga selain kode yang mengacu kepada bahasa (seperti bahasa Inggris,
Belanda, Jepang, Indonesia), juga mengacu kepada variasi bahasa, seperti varian
regional (bahasa Jawa dialek Banyuwas, Jogja-Solo, Surabaya), juga varian kelas
sosial disebut dialek sosial atau sosiolek (bahasa Jawa halus dan kasar),
varian ragam dan gaya dirangkum dalam laras bahasa (gaya sopan, gaya hormat,
atau gaya santai), dan varian kegunaan atau register (bahasa pidato, bahasa
doa, dan bahasa lawak) Kenyataan
seperti di atas menunjukkan bahwa hierarki kebahasaan dimulai dari
bahasa/language pada level paling atas disusul dengan kode yang terdiri atas
varian, ragam, gaya, dan register.
B. Alih
Kode
Alih
kode (code switching) adalah peristiwa peralihan dari satu kode ke kode yang
lain. Misalnya penutur menggunakan bahasa Indonesia beralih menggunakan bahasa
Jawa. Alih kode merupakan salah satu aspek ketergantungan bahasa
(languagedependency) dalam masyarakat multilingual. Dalam masyarakat
multilingual sangat sulit seorang penutur mutlak hanya menggunakan satu bahasa.
Dalam alih kode masing-masing bahasa masih cenderung mengdukung fungsi
masing-masing dan dan masing-masing fungsi sesuai dengan konteksnya. Appel
memberikan batasan alih kode sebagai gejala peralihan pemakaian bahasa karena
perubahan situasi.
Suwito (1985)
membagi alih kode menjadi dua, yaitu
1.
alih kode ekstern
bila alih bahasa, seperti dari bahasa Indonesia beralih ke bahasa Inggris atau sebaliknya dan
bila alih bahasa, seperti dari bahasa Indonesia beralih ke bahasa Inggris atau sebaliknya dan
2.
alih kode intern
bila alih kode berupa alih varian, seperti dari bahasa Jawa ngoko merubah ke krama.
bila alih kode berupa alih varian, seperti dari bahasa Jawa ngoko merubah ke krama.
Beberapa faktor
yang menyebabkan alih kode adalah:
1. Penutur
seorang penutur kadang dengan sengaja beralih kode terhadap mitra tutur karena suatu tujuan. Misalnya mengubah situasi dari resmi menjadi tidak resmi atau sebaliknya.
seorang penutur kadang dengan sengaja beralih kode terhadap mitra tutur karena suatu tujuan. Misalnya mengubah situasi dari resmi menjadi tidak resmi atau sebaliknya.
2. Mitra
Tutur
mitra tutur yang latar belakang kebahasaannya sama dengan penutur biasanya beralih kode dalam wujud alih varian dan bila mitra tutur berlatar belakang kebahasaan berbeda cenderung alih kode berupa alih bahasa.
mitra tutur yang latar belakang kebahasaannya sama dengan penutur biasanya beralih kode dalam wujud alih varian dan bila mitra tutur berlatar belakang kebahasaan berbeda cenderung alih kode berupa alih bahasa.
3. Hadirnya Penutur Ketiga
untuk menetralisasi situasi dan menghormati kehadiran mitra tutur ketiga, biasanya penutur dan mitra tutur beralih kode, apalagi bila latar belakang kebahasaan mereka berbeda.
untuk menetralisasi situasi dan menghormati kehadiran mitra tutur ketiga, biasanya penutur dan mitra tutur beralih kode, apalagi bila latar belakang kebahasaan mereka berbeda.
4. Pokok
Pembicaraan
Pokok Pembicaraan atau topik merupakan faktor yang dominan dalam menentukan terjadinya alih kode. Pokok pembicaraan yang bersifat formal biasanya diungkapkan dengan ragam baku, dengan gaya netral dan serius dan pokok pembicaraan yang bersifat informal disampaikan dengan bahasa takbaku, gaya sedikit emosional, dan serba seenaknya.
Pokok Pembicaraan atau topik merupakan faktor yang dominan dalam menentukan terjadinya alih kode. Pokok pembicaraan yang bersifat formal biasanya diungkapkan dengan ragam baku, dengan gaya netral dan serius dan pokok pembicaraan yang bersifat informal disampaikan dengan bahasa takbaku, gaya sedikit emosional, dan serba seenaknya.
5. Untuk
membangkitkan rasa humor
biasanya dilakukan dengan alih varian, alih ragam, atau alih gaya bicara.
biasanya dilakukan dengan alih varian, alih ragam, atau alih gaya bicara.
6. Untuk
sekadar bergengsi
walaupun faktor situasi, lawan bicara, topik, dan faktor sosio-situasional tidak mengharapkan adanya alih kode, terjadi alih kode, sehingga tampak adanya pemaksaan, tidak wajar, dan cenderung tidak komunikatif.
walaupun faktor situasi, lawan bicara, topik, dan faktor sosio-situasional tidak mengharapkan adanya alih kode, terjadi alih kode, sehingga tampak adanya pemaksaan, tidak wajar, dan cenderung tidak komunikatif.
BAB
III
PEMBAHASAN
(
ANALISIS ALIH KODE )
Analisis
percakapan adalah analisis yang sistematis tentang peristiwa berbicara yang
dihasilkan dalam setiap situasi interaksi percakapan (talk-in-interaction).
Analisis percakapan adalah kajian rekaman tentang percakapan dalam interaksi
yang terjadi secara alamiah. Pada prinsipnya, analisis percakapan bertujuan
untuk menemukan cara-cara partisipan mengerti dan menanggapi penuturan antara
partisipan yang satu dengan yang lain dalam suatu giliran berbicara, dengan
menitikberatkan pada urutan perilaku. Hal itu berarti analisis percakapan dapat
menemukan langkah-langkah yang tidak dapat diduga sebelumnya dan kompetensi
sosiolinguistik yang mendasari produksi dan interpretasi percakapan yang urutan
interaksinya teratur (Hutchby dan Wooffitt, 1998).
Analisis
percakapan adalah sebuah permulaan yang radikal dari bentuk-bentuk analisis
yang diorientasikan secara linguistik pada produksi tuturan dan khususnya
perolehan pengertian yang tidak hanya dilihat pada struktur bahasa tetapi yang
pertama dan utama adalah sebagai sebuah penyelesaian sosial yang praktis. Hal
itu berarti kata-kata yang digunakan pada saat berbicara tidak dikaji sebagai
kesatuan-kesatuan semantik, tetapi sebagai hasil atau tujuan yang dibentuk dan
digunakan dalam batasan aktivitas-aktivitas perundingan dalam berbicara,
seperti salam, sapaan, keluhan, dan sebagainya.
Sebagaimana
yang telah kita ketahui bahwa bahasa melayu sangat mempengaruhi komunikasi
sehari-hari di Tanjungpinang, dikarenakan penutur merupakan kelompok masyarakat
suku melayu dan bahasa daerah atau bahasa nusantara akan selalu berdampingan
dengan bahasaIndonesia.
Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan :
a. proses
terjadinya alih kode
b. penggunaan
bahasa melayu
sebagai alat berkomunikasi dalam percakapan tersebut
c. siapakah
yang mendominasi percakapan tersebut
d. apa
yang menyebabkan adanya dominasi dalam percakapan
Dalam
hal ini penulis tertarik untuk meneliti fenomena alih kode yang muncul pada
percakapan di lingkungan kampus. Dalam percakapan tersebut para mahasiswa sering
melakukan alih kode (biasanya dalam bahasa Melayu, bahasa Indonesia).
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan
untuk menjawab pertanyaan berikut:
1. Menunjukkan jenis alih kode dan campur kode
yang muncul,
2.
Menjelaskan faktor yang memengaruhi munculnya alih kode.
Data Data diperoleh melalui metode simak libat
cakap, di mana peneliti juga berpartisipasi secara langsung dalam pembicaraan.
Setiap
kalimat dalam data diurutkan untuk memudahkan analisis seperti dalam
percakapan dibawah ini yang menunjukkan terjadinya alih kode:
jaka
: ok…. Ndek pegi kerje same kah ?
Lili : temen-temen besok mungkin
ada rapat lagi, kemarin kalian gak datang cuma aku sendiri.
Dari
dialog wan menuju ke dialog lili menunjukkan terjadinya proses alih kode, karena
ditandai peralihan dari bahasa melayu ke bahasaIndonesia. Ragam yang digunakan
adalah ragam santai atau nonformal. Sedangkan metode analisis data yang
digunakan adalah metode padan pragmatis (Sudaryanto, 1993:25), di mana
peristiwa alih kode dan campur kode dianalisis dengan mempertimbangkan
faktor-faktor lain di luar bahasa tersebut, seperti faktor sosial.
BAB
IV
PENUTUP
KESIMPULAN
A. Dalam
Percakapan di atas terdapat alih kode dengan beralihnya percakapan berbahasa
Melayu beralih berbahasa Indonesiahal ini dibuktikan dengan adanya percakapan
sebagai berikut:
rio
: engko ngumpul di sanggar wak! ade Rapat koordinasi
jaka
: aok…. Kawan dikasih tahu orang tu wak.
said
: seminar die bagos lah wak !
jaka
: aok…. Ndek pegi kerje same kah ?
lili
: hai temen-temen besok mungkin ada rapat lagi, kemarin
kalian pada gak datang
dari semester kita yang datang cuma aku
tok rek!
Rio
: siapa aja yang mencalonkan?
lili
: kemarin dari semester dua ada Mey sama Haris
rio : lho..semester dua boleh
ikut ta?
B. . Dalam
berbagai kepustakaan linguistic secara umum penyebab alih kode itu antara lain:
(1) pembicara atau penutur,
(2) pendengar
atau lawan tutur,
(3) perubahan
situasi dengan hadirnya orang ketiga,
(4) perubahan
dari formal ke informal atau sebaliknya,
(5) perubahan
topic pembicaraan.
Menurut
Crystal (dalam Skiba, 1997:p 3-4), peralihan bahasa satu ke bahasa lain dapat
dikarenakan oleh hal berikut ini:
1. Penutur tidak
dapat mengungkapkan sesuatu dalam bahasanya sehingga beralih ke bahasa lain.
2. Penutur ingin
mengungkapkan solidaritas dengan kelompok sosial tertentu.
3. Penutur ingin
mengekspresikan sikapnya kepada mitra tutur.
Wardaugh
(1986:102) mengatakan bahwa seorang penutur beralih dari variasi X ke variasi Y
karena adanya solidaritas dengan pendengarnya, pemilihan topik, dan jarak
sosial. Adapun Chaer dan Agustina (1995:143) menyimpulkan bahwa penyebab alih
kode antara lain penutur, mitra tutur, perubahan situasi karena adanya orang
ketiga, perubahan dari situasi formal ke informal, dan topik yang dibicarakan.
SARAN
Mahasiswa harus
sering melakukan penelitian-penelitian, baik melalui tugas atau penelitian
kreatif mahasiswa sendiri dengan menambah wawasan tentang penggunaan bahasa di
masyaratakat
DAFTAR
PUSTAKA
Poedjosoedarmo, S. ,”Analisa Variasi
Bahasa “ dalam penataran dilektologi, Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa,Jakarta, 1976
Tidak ada komentar:
Posting Komentar